dari Palestina sampai Indonesia

AS kecanduan minyak, lumpur Lapindo, Anas ketum Demokrat, sekber bubar dan Antasari, the best candidate.

Posted in Amerika, indonesia, KPK by nurray on 03/06/2010

Anas Urbaningrum, terpilih menjadi ketua umum partai Demokrat, setelah bersaing dengan Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie yang didukung penuh oleh Cikeas. Pria santun kelahiran 1969 ini, kenapa sampai harus dihalangi menjadi pemenang ? Hubungannya dengan SBY baik2 saja, tapi dibelakangnya yang mengerikan, kata pengamat. Jaringan kuat yang dimiliki Anas, yang dulu memenangkan banyak suara untuk SBY. Buktinya, ketika Anas butuh suara itu, mantan ketua PB HMI ini mendapatkannya.

Where are the good guys ?

Pernahkan anda terfikir dan bertanya ? Where are the good guys ? Wise guy ? Mengapa hegemoni kekuasaan di dunia ini sampai ada di tangan2 orang jahat ? Bad guys rule the world. Isn’t that ashame ? Manusia ditugasi menjadi kafilah di bumi. Menjaga alam dan agama-Nya. Tapi itu tak ( belum ) terjadi di masa kita. Why ? Are we too weak ? Terlelap ? Atau terlena, dengan kenikmatan duniawi yang hanya sesaat ? Bukankah agama berkata, bila kita mencari akhirat, maka dunia pun kita peroleh ? Tapi kenapa orang2 pada ketakutan melepas harta bendanya, jabatan dan statusnya ( untuk sementara ), ketika kebenaran perlu dibela ? Begitu takutkah mereka dengan gunjingan sebagian orang di lingkungannya yang masih memuja harta ? Begitu kejamkah ( merendahkan ) sebagian masyarakat kita terhadap pembela kebenaran yang tak berharta ( atau dipenjara demi mempertahankan prinsip dan integritasnya ) ? Masih primitifkan warga kita dalam menilai orang ?

Tak setiap orang seberani anda, kata seseorang. Boikot produk zionis, apakah perlu keberanian ? Saya pikir hanya perlu kerelaan kita melepas kenyamanan untuk sementara. Atau berpikir lebih kreatif mencari atau menciptakan penggantinya. Nyawa tak sampai melayang melakukan ini. Mengutuk kebiadaban Israel akan lebih bermakna jika diikuti dengan aksi nyata memboikot produk zionis Israel dan Amerika, yang membiayai kebiadaban itu. MUI menyarankan para pengutuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza, that’s fine too. Anda bersedia ? Dalam skala negara, jangan jual minyak ke Amerika, Israel, negara2 pendukung invasi AS ke Irak dan Afganistan. Amerika dengan mayoritas rakyatnya yang masa bodoh dan boros ( jumlahnya 5 % tapi ‘meminum’ 25 % minyak dunia ) mesti diberi pelajaran. Seluruh Amerika, sponsor utama kekacauan di berbagai belahan bumi ini, cuma punya stok minyak untuk 2 minggu saja. Di balik topeng kedigdayaan mereka, sebagian mengatakan adidaya ekonomi, sebetulnya mereka sangat rapuh. Yah, mirip2 Cirrus Sinaga yang vulgar itu. Begitu garang dan kasarnya dia di ruang sidang, eh ternyata ia begitu, karena takut ketahuan kecipratan duitnya Gayus.

Amerika, si pecandu minyak, hanya bertahan 2 minggu.

Begitu depresinya Amerika ( karena kecanduan minyak ), sampai nekad merampok minyak dan sumber alam di luar negeri. Coba kalau para produsen minyak bisa kompak menghentikan ekspor ke Amerika cs. Kota2 mereka akan padam. Tombol2 dan kunci kontak pesawat pengangkut bom tak ditemukan para pilot karena gelap. Habis itu, tangki avtur-nya kosong lagi. It’s fun, right ? Belum lagi, 280 juta lebih rakyat mereka yang manja protes ke pemerintah, turun ke jalan2 menuntut macam2. Apa Obama, Netanyahu, antek serta anak buahnya sempat mengurusi para militan dan mbalelo di berbagai negara ? ( mereka, katanya, akan bikin gerakan serentak di banyak tempat untuk menyibukkan AS cs. Dari Afganistan sampai Papua. Dari Myanmar sampai Australia. Soal kekhalifahan, saya pikir kita mengajak dengan contoh simpatik dan kerelaan. Jika Indonesia maju, religius, kuat melindungi, siapa sih yang tak ingin nimbrung dan bersahabat dengan kita ? Agamamu bagimu. Agamaku bagiku. Soal hidayah, hanya Allah yang mampu ). Beranikah kalian ? ( eksportir minyak untuk memboikot ).

Kalian bayangkan, mesin perang Amerika dan Israel serta Uni Eropa pada ngadat kehabisan bahan bakar. Teronggok di jalan. Naik apa mereka ke tempat kita untuk menakut-nakuti ? Rudal, bom tandan ( juga fosfor, nuklir ) juga masih di gudang, karena pesawat pengangkutnya tak bisa terbang. Helikopter Israel kemarin takkan sampai ke kapal Mavi Marmara dan menewaskan 19 orang relawan kemanusiaan Gaza kalau tak ada BBM. Minyak dan produk zionis itu bargaining position kita. Mainkan dengan baik.

Pemikir melampaui jamannya. Gus Dur & Josh Tickell

Gitu aja kok repot ? Mendiang Gus Dur sering mengatakan ini. Semula saya terheran dengan pernyataan nyeleneh ini. Baru hari ini saya menemukan maknanya yang dalam. ( sebagian mengatakan pikiran presiden ke-4 Indonesia ini maju melebihi jamannya ). Betul, persoalan hari ini sebetulnya mudah solusinya. Yang membuat rumit dan complicated itu keraguan ( akan janji Allah, dan janji kemerdekaan kita ) dan nafsu hedonis manusia. Lumpur Lapindo Brantas yang sudah 4 tahun menyengsarakan warga Porong, Sidoarjo akan selesai persoalan ekonomi, sosial dan hukumnya kalau pemerintah mau pro-rakyat. Political will, istilah kerennya. Solusi menutup semburannya, menggunakan prinsip bejana berhubungan seperti yang kita pelajari waktu di sekolah. Bedanya, dalam tingkatan yang lebih rumit. Ada komunitas Drilling Engineering ( dari geologi ITB, UGM dan Trisakti, dll ) yang bisa ( bahkan bersedia di penjara kalau gagal menutup ) menghentikan semburan lumpur panas beracun tsb. Biayanya 1,3 trilyun. Cukup realistis, dibanding kerugian 45 trilyun tiap tahun yang selama ini diderita karena bencana alam buatan anak buahnya Aburizal Bakrie tsb.

( saya dengar di radio, Bakrie mengaku sudah mengeluarkan dana 7 trilyun untuk kasus Lapindo, dari penjualan saham2 beberapa perusahaannya, seperti Bumi Resources hingga tinggal 8,8 % yang dimilikinya. Menambah 1,3 trilyun lagi untuk menutup semburan, akan baik untuk pihaknya menunjukkan itikad baik pada masyarakat, menyelesaikan kasus ini. Jangan diplintir dan bermanuver lagi, rakyat tidak bodoh. Rakyat juga sudah capek. Anda tahu resikonya kalau rakyat menjadi gampang marah ? Tidak baik bagi bisnis anda. Anda juga tak perlu merendahkan martabat, diperalat SBY untuk menutupi skandalnya di Century. Bebas merdeka. Beri contoh yang baik pada anak cucu anda. Mana harga diri anda ? Lagipula, kapan lagi memberi kepercayaan pada anak2 muda Indonesia. Right, guys ? ).

How about Josh Tickell ? Anak muda dari Amerika ini sejak tahun 1998 mengolah 14 milyar liter minyak bekas menggoreng menjadi BBM. Dengan vegie van, bis energi hijau, Josh berkeliling menemui 10-20 ribu orang setiap tahun. Ia bicara dengan anak2 yang ditemuinya untuk memberi kesadaran hemat BBM. Ketika bicara dengan orang dewasa, mereka cenderung tidak peduli, tak berpikir. Gelap. Sedangkan, mata anak2 yang terlihat menyakini pencerahan darinya, Josh bisa bertahan dengan idealismenya. Keep going. “Kita harus bangun untuk meneruskan perang terhadap kecanduan minyak. Kalau tidak, untuk apa kita bangun ?!”, seru Josh lantang, penuh semangat. Orang2 seperti ini yang membuat saya masih memberi ruang pada Amerika. Juga, soal kedatangan Obama, demi harga diri seorang Josh, dan orang2 sepertinya.

Bencana alam buatan Lapindo. SBY mau berwisata dengan menghirup racun ?

Para ahli dalam dan luar negeri sepakat, kasus Lapindo karena salah pengeboran, ada serangkaian prosedur operasi pengeboran yang dilanggar sehingga mengakibatkan bencana sebesar itu. Saya teringat ucapan Sri Mulyani setelah mundur dari jabatannya sebagai Menkeu ; sebetulnya ketika masuk kabinet, menjadi pejabat negara, mereka tak melepas kegiatannya di bisnis. Melalui istrinya, anaknya, pamannya, keponakan, besannya, kerabatnya, om-nya, tante-nya dst bisnis itu terus berjalan. Kebijakan publik yang diputuskan setelah ditilik ternyata menguntungkan bisnis2 itu. Dan, orang2 itu mengirim wakilnya hadir pada rapat2 pengambilan keputusan. Jadi, ingat Marsilam Simandjuntak di kasus bail out Century dan bos Ramayana. Ingat juga, ketika Ical menjadi Menkesra, kasus Lapindo disulap menjadi bencana alam melalui corong2 media yang dikuasainya. 24 desa tenggelam, 250 hektar sawah dan 30 pabrik musnah, 14.000 warga menderita, lebih 30.000 orang terusir, tidakkan membuat Ical tergetar ?

SBY mengusulkan lokasi semburan Lapindo ( 180.000 titik sembur ) menjadi tempat wisata geologis. Ada 55.000 ppm hidro karbon, 10 juta m3 gas metana, 3 logam berat berbahaya, lumpur penyebab kanker, padi tak bisa tumbuh, air gatal, udara bikin mual dan batuk, bikin sakit dan banyak yang mati, di sana. Apa SBY mau ikut menghirup gas beracun dan amblas bersama tanah di sekitar lumpur ? Kalau tidak, jangan mengusulkan orang lain berwisata ke situ. Kapolri Bambang berulang kali mengatakan SBY menjadi sasaran tembak teroris. Nanti 17 Agustus-an. Anda bersimpati, seperti dulu SBY memainkannya di masa Megawati ? Rakyat jangan tertipu lagi. Nanti, kalau beneran, gimana ? Nee .. apa pedulinya kita ? Dia toh tak peduli kita. Go ahead, guys .. include Bambang Hendarso. Mabes Polri also. Mereka lebih mirip gerombolan kriminal berseragam polisi sekarang ).

Bos karbitan + karyawan sembrono = bencana nasional.

Sudah 4,3 trilyun dana APBN digelontorkan untuk menangani kecerobohan dinasti Bakrie. Perusahaan beranak pinak dengan gampang, riskan merekrut staf dan pimpinan yang tak kompeten. Karena si bos pemilik cenderung tak berkualitas, ia tak mampu mendeteksi karyawan berkualitas. Ogah kalah pintar dengan anak buah, jadi dipilih yang bodoh2 yang tak menyainginya ( biasanya yang akhirnya terpilih adalah penjilat, karena bawah sadar bos karbitan ini ingin dielus egonya dan kepercayaan dirinya rendah. Jadi, ingat SBY, ya ). Terjadilah yang namanya pengeboran seenak udel di Sidoarjo. Dan, lagi2 rakyat yang dibebani. Kemanakah gerangan para pelaku ceroboh itu ?

Mereka bilang bencana alam, tapi BNPB tak memiliki data. Aneh, kan ? BPLS tak berdaya ketika korban lumpur menagih sisa ganti rugi 80 % yang sudah terlambat dibayarkan ( dijanjikan dicicil 15 juta tiap bulan ). Ada 88 berkas yang belum menerima 20 % ganti rugi. 13 ribu lebih korban yang sudah menerima 20 %. Pemerintah seperti kasus Century kembali saling lempar tanggung jawab, menjadikan korban lumpur bola pingpong. Kompak tutup mulut. Perpres no.14 tahun 2007 cuma macan kertas. Terpikir juga, apa fungsinya pemerintahan sekarang ? Banyak persoalan pelit tak mampu dibereskan ( karena penjahatnya mereka sendiri ). Cuma bisa hadir di seremonial dan pidato saja. Useless.

Sekber koalisi, kapan bubar ?

Terjadilah ‘perkawinan’ sesama jenis antara SBY dan Aburizal Bakrie. Kartel politik. Dua orang ini saling menyandera satu sama lain. Awet rajet. SBY disandera perbuatannya menerima suap dari Budi Sampoerna dan mengamankan duit pengusaha Tionghoa itu di bank abal2 tsb. Kaki tangan SBY sampai perlu membunuh Nasrudin agar ketua KPK, Antasari dipenjara ( maunya Kapolri Bambang dihukum mati agar markus2 yang dipeliharanya/ memberi upeti padanya, tak terjamah hukum ) dan tak mengusiknya. Misbakhun ditahan agar nyali mitra koalisi mengkerut. Susno dikriminalisasi ( praperadilan penahanan dan usulan perlindungan di safe house BPSK ditolak, Susno diperpanjang penahanannya 40 hari ), supaya suara2 reformasi di kepolisian bungkam. Sekber/ sekgab dibentuk untuk mengikat mitra koalisi agar mendukung keputusan SBY, seegois dan seabsurd apa pun. Apakah Andi Rahmat, Fachry Hamzah, Bambang Soesatyo, Priyo Budi Santoso dkk, para anggota dewan pilihan, mau disetir mengikuti skenario tergres SBY cs ? Kita tunggu konsistensi keberpihakan mereka pada rakyat. Seberapa tebal urat nyali mereka ( juga urat malunya ). Mereka oportunis atau wakil rakyat sejati ? Keep watching, guys..

( Priyo, “.. kasus Century dipetieskan”, maksud anda cooling down/ diredakan dulu, bukan dibekukan/ ditutup kan ? Keseleo lidah, atau anda sedang memantulkan apa yang sedang diupayakan petinggi Golkar dan Demokrat di sekber ?Prof. DR. Jimly Asshiddiqie, SH, mantan ketua MK, di Today’s Dialogue MetroTV , 20/5/2010 mengatakan, rezim ekonomi mestinya nyambung dengan konstitusi. Kesejahteraan rakyat muaranya. Demokrasi ekonomi plus demokrasi politik, resultantenya sosial ekonomi. Ia juga mengatakan soal sekber jangan dicurigai dulu. Apa integritas orang2 di dalamnya bisa begitu saja dicampakkan untuk mengikuti apa maunya SBY ? Soal ini, hanya anda dkk yang bisa menjawab/ membuktikan ).

Parlemen dan presiden seranjang ? Kasar, ah ..

12 Mei 1998, 4 mahasiswa Trisakti di Grogol menuju Senayan, tewas. Tragedi ini memicu kerusuhan di seluruh daerah. 21 Mei 1998, presiden ke-2 RI, Soeharto, menyatakan berhenti. Kejahatan HAM, kejahatan KKN dan kejahatan tata negara telah diperbuatnya. Anda tak ingin tragedi semacam ini berulang, kan ? DPR jangan sampai mampet lagi menampung aspirasi rakyat. Evaluasi boleh dijalankan, tapi penyimpangan juga jangan dibenarkan. Pembuat kebijakan ( presiden ) dan pengontrol kebijakan ( DPR ) tak boleh satu kamar. Kasar, kata Taufik Kiemas yang sudah 25 tahun menjadi anggota DPR ( tumben, kali ini dia bisa bicara serius ). Jaman Soeharto tak sampai sekasar ini. 76,5 % suara bisa memutuskan segala-galanya, termasuk menghapus masa jabatan presiden. Itu kiamat buat negeri ini. Model presidensial kawin dengan parlemen adalah tirani. Dulu Soeharto dengan modus mengangkat.

Waktu reformasi tahun 1998, sebagian kewenangan presiden diangkut ke DPR, supaya presiden tidak menjadi tirani lagi. Sekarang dengan sekber, kewenangan itu seperti diambil lagi. Presiden tak berbakat pun, jika ada kesempatan di sekber bisa menjadi tirani. Di Asia Tenggara, hanya Filipina dan Indonesia yang memakai sistem presidensial. Lainnya, parlementer. Saya kuatir, senior2 kita yang meniru demokrasi di Amerika, akan berakhir dengan menyengsarakan banyak orang ( kota tenda warga Amerika yang di-PHK, invasi di negara2 muslim, merecoki urusan dalam negeri lain, dsb ). Apalagi, kalau DPR dan presiden seranjang. Anda bisa bayangkan power abused yang bisa terjadi ?

Cooling down ? SBY makin cuek, Mabes Polri makin menjadi-jadi.

Partai non pemerintah/ oposisi, bisa2 cuma formalitas, jadi penonton di pinggir arena penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi kita hancur lebur. Kasihan, Maruarar Sirait, dkk, yang telah bahu membahu bersama kalian mengawal Century/ kepentingan rakyat. Cek & balance. Penting menjaga stabilitas pemerintahan, tapi lebih penting lagi memperjuangkan kebijakan pro-rakyat. Lebih baik pemerintahan tidak stabil, daripada menjadi tirani. Ingat selalu, Allah selalu berpihak pada kebenaran. Tak ada yang meragukan dahsyatnya hukuman-Nya, pada yang ingkar. Presiden juga perlu diberi GBHN / Indonesian’s dreams, agar tak berjalan semau gue.

Sekarang momen kalian menjadikan DPR, kepercayaan rakyat. Kalian sudah memulainya dengan baik. Jangan kecewakan kami. Lihat apa yang terjadi selama cooling down ini. Mabes Polri makin sewenang-wenang menangkap, mengkriminalkan dan memenjarakan orang. SBY makin tak berperilaku seperti presiden yang semestinya menjaga penegakan hukum yang benar. Lebih baik untuk bangsa ini jika ia jadi warga biasa saja. Akan sangat berbahaya jika dengan kualitas serendah ini, ia terus di posisinya sekarang.Tantangan Indonesia kian rumit ke depan. Ia sudah menunjukkan tak bisa membela martabat Indonesia menghadapi klaim Malaysia, penyiksaan TKI dan pembunuhan warga kita di luar negeri, apalagi menghadapi arogansi Amerika dan Israel. Memegang janjinya pada Anggito Abimanyu, Nila dan janda veteran saja tidak bisa. Lalu, apa dong kerjanya ? ( selain mengadu dan pidato ). Kita perlu anak bangsa yang layak. ( good guy, please come out .. )

Susno yang sudah minta perlindungan Satgas Anti Mafia Hukum, DPR dan BPSK, malah ditahan dan diperpanjang penahanannya. Kasus mafia pajak dan markus yang dibongkar Susno kian lirih, nyaris tak terdengar. Celaka, kalau Indonesia sampai bangkrut gara2 para markus tak segera diciduk. Menyesal hingga ke liang kubur. Apa kalian sudah memperhitungkan ini ? Kasihani juga, para pengacara idealis dan LSM berdedikasi yang telah jungkir balik berjuang memperbaiki kondisi hukum, politik dan ekonomi yang carut marut di negeri ini. Jangan padamkan lilin semangat mereka. Indonesia membutuhkan mereka. You need them, too .. ( especially, after resign ).

Lanjutkan memantau kasus Century di KPK. Lanjutkan mengumpulkan tanda tangan Hak Mengemukakan Pendapat, ya .. Lebih cepat lebih baik. Bang Ara sudah didaulat korban lumpur untuk mengulirkan pansus Lapindo, pak Jusuf Kalla sudah berjanji menangani kasus Lapindo jika terpilih. Ical bisa kerjasama dengan komunitas Drilling Engineering ITB, UGM dan Trisakti menghentikan semburan lumpur. DPR bisa terus mengawal opsi C agar negara tidak kebobolan lagi. Lembaga hukum kita bisa dibenahi. Birokrasi bisa direformasi. Anggota dewan menjadi kesayangan rakyat. Masa depan bangsa terselamatkan. Isn’t that nice ?

Anas, dengan revolusi sunyi mengungguli Andi dan Marzuki. Quiet, please ..

Anas Urbaningrum terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat 2010-2015. Selamat, ya. Cikeas menjagokan Andi Mallarangeng dengan mengutus Edhi Baskoro. Kenapa ? Pendatang baru di Demokrat ini tidak punya jaringan sesolid Anas yang sewaktu-waktu bisa menjerat SBY atas dosa2nya. Harapan SBY, tentu, kepemimpinan Demokrat bisa diestafetkan ke anggota keluarganya, sehingga peluang bebas dari jerat hukum makin besar. ( mungkin SBY berharap setelah sesepuh Soeharto baru diusik, sehingga bisa berdalih stroke atau ingatan lemah ketika akan diadili. Cerita selanjutnya masuk kubur, langsung berurusan dengan malaikat kubur, mendapat siksa kubur yang berlipat-lipat, yang penting tidak dilihat keluarga dan rakyat Indonesia, batinnya. Citra .. oh, citra .. hingga dibawa ke alam kubur ). Tapi sayang, Andi kalah cerdik dengan Anas. Andi menghambur-hamburkan uang untuk iklan di media dan baliho. Anas cukup “Revolusi Sunyi”, merangkul ketua2 DPD se-Indonesia yang selama ini sudah ia jaga hubungan baiknya.

Cikeas mengutus Yahya Sacawirya, wakil ketua DPR untuk pindah dari kubu Anas ke kubu Andi. Belum cukup itu, Marzuki Alie menyusul belakangan diorbitkan juga sebagai kandidat ketum. ( Saya pikir sebelumnya suara Marzuki akan diserahkan ke Anas jika Andi memenangkan banyak suara, seperti yang dilakukan Hasyim Muzadi, saat pemilihan ketua PBNU beberapa waktu lalu. Melihat merengutnya Marzuki ketika kalah dari Anas, saya baru paham, Marzuki menuruti Cikeas daripada memilih yang benar. Kualitasnya hanya sekedar pion kekuasaan, bukan pemimpin kredibel. Jangan pilih mereka di pileg atau pilpres 2014. Andi dan Marzuki bisa jadi duri dalam daging dalam kepengurusan nanti, kalau orientasinya Cikeas. Integritasnya diragukan.

Di luar idealis, di dalam ideku atau ide bos.

Saat Andi di luar pemerintahan, menjadi narasumber MetroTV, ia seperti bisa menjadi harapan kita untuk ikut membenahi pemerintahan. Ternyata, setelah di dalam, menjadi asal bunyi dan serupa. Mengapa orang menjadi tak bisa diandalkan setelah ada di lingkungan istana ? Begitu pekatkan aroma penyimpangan di sana, hingga tak kuat mempertahankan prinsip hidup dan kebenaran ? Kenapa pemimpin yang seharusnya digugu dan terdepan dalam keberanian dan moral, menjadi sekedar corong markus istana dan pion Barat ? Hatinya menghitam, telinganya menuli, matanya membuta ketika disituasikan memihak pada rakyat ? Mereka digaji oleh rakyat, tapi memilih menelantarkan rakyat daripada jabatannya hilang. Saya tak tahu siapa yang lebih gila di sini, SBY cs atau sebagian rakyat yang membiarkan ? ( karena pertimbangan2 duniawi pula. Benar2 paham sekuler menemukan momentumnya ).

Anas unggul di putaran pertama, unggul pula di putaran kedua, padahal pemilih2 Andi diarahkan memilih Marzuki. Bisakah kita pahami kemenangan SBY dulu karena jaringan kuat yang memilih Anas sekarang ? SBY takkan menang di 2 pilpres kalau tak ada ‘gerilya pasukan’ Anas. Siapa pun yang menang, SBY tetap yang berkuasa, kata SBY. Oh, itu dia pengakuan sebenarnya dari sutradara gagal pemilihan ketum. Jadi, memang benar Andi, Yahya dan Marzuki diutus mengamankan kursi SBY bertahun-tahun kedepan. Apakah Anas mau dijadikan pion SBY ? Selalu menarik mengamati orang kuat dalam masa ‘pertumbuhan’-nya. Akankah ia kandas atau bertahan diterjang badai ? Kita lihat seberapa pandai Anas ‘menari’ ? Seberapa pantaskah ia menjadi RI-1 ? ( Gus Dur bisa terdepak dari PKB yang dibuatnya. Amien Rais bisa tak dihiraukan oleh ketum partai yang didirikannya. Muhaimin Iskandar dan Hatta Rajasa kini sekedar pion SBY. Saya rasa Anas juga tak perlu tunduk dengan kemauan SBY, apalagi sampai mengkhianati kepercayaan rakyat. Distrust terhadap SBY semakin besar, Anas tak perlu ikut berkubang dengannya di sana.

Agus grogi bersumpah, SBY enteng2 saja, kok.

Agus Martowardjoyo, pengganti Sri, grogi ketika mengucap sumpah,”.. bertanggungjawab terhadap bangsa dan negara. Setia pada UUD 1945 ..”. SBY meminta Agus mengulangi sumpah. Apa yang anda baca dari adegan tsb ? SBY mungkin menganggap Agus tak konsentrasi mengikuti sumpah. Rutinitas, formalitas tak bermakna. Orang yang bermain di area kulit memang biasa berpikir enteng. Semua demi sedap dipandang mata. Soal kesungguhan menepatinya pada Allah itu soal tersier. Agus yang menjaga benar integritasnya, dihargai luar negeri sebagai pemimpin unggul di sektor perbankan, tentu tak main2 dengan sumpahnya. Di depannya, ada bos yang menjerumuskan pendahulunya, Sri Mulyani yang sudah membela mati-matian SBY di DPR. SBY yang tak sudi pasang badan atas skandal Century, sedang meminta Agus bertanggungjawab pada rakyat atas perbuatan yang nanti diperintahkannya ? Bagaimana bisa ? Sementara, kasus Century, Lapindo, Anggodo, Ramayana, Antasari, markus2 di Mabes Polri semua ditutupi dan dibungkam dengan aneka modus. Menyedihkan melihat bangsa sebesar ini dibonsai oleh pemimpin tak cakap dan rajin berbohong seperti dirinya. Anda bisa merasakan kegalauan saya ?

Soal kepindahan Sri ke Bank Dunia di Washington, ICW mengatakan bukan karena prestasi profesional Sri, tapi karena Indonesia menjadi pengutang terbesar di World Bank ( lembaga zionis ) dalam paket perubahan iklim di masa Sri menjadi Menkeu. Wanita yang dijuluki ‘iron lady’ dari Indonesia ini ternyata bisa menitikkan air mata di depan podium saat perpisahan di Kementerian Keuangan. Menkeu tak boleh menangis, pak Agus, nanti rupiah bergoncang. Ini adalah ekspresi kelegaan. Saya adalah pemenang, karena saya menolak menggadaikan nurani. Saya tak perlu berpura-pura lagi. Pagi, siang, sore, malam, saya menjadi orang2 yang berbeda. Sampai anak saya bingung, saya sedang menjadi siapa saat ini, katanya. ( Lalu saya teringat Ani Yudhoyono, Boediono, Edhi Baskoro, orang2 di sekitar SBY, apa mereka juga sedang berpura-pura ? Tampil senyum, seolah tak terjadi apa2, meski Nasrudin sudah dibunuh, Antasari, Williardi dipenjara, Misbakhun, Susno ditahan demi seorang SBY, yang tak jelas jasanya bagi bangsa ini. Kehancuran tatanan hukum di negeri ini yang sudah pasti diperbuatnya. Bagaimana mereka bisa tersenyum dan bersandiwara di atas penderitaan orang yang bersusah payah menegakkan kebenaran ? Bagaimana orang tua SBY membesarkannya dulu ? Hingga bisa sebebal ini, sepengecut ini, seegois ini ? Triple standard, bahkan semau gue. Standar gue. Apakah anda juga bertanya-tanya ?

Ia tak seberani yang kita duga. Mercy, please ..

Hutang2 yang dikatakan ICW, saya sangat ingin berpikir, untuk memperbaiki hutan2 kita, untuk menutupi kekurangan APBN kita, something like that, supaya BBM tidak dinaikkan lagi seperti sekarang. Sepeda motor disarankan beralih ke pertamax, premium akan dinaikkan harganya. Transportasi massal ( monorel, kereta api, busway, dll ) yang mendorong penghematan energi didorong untuk dikembangkan. Kita tak bisa bernegosiasi dengan alam. Persediaan minyak dunia kurang dari 1000 milyar barrel. Puncak pemakaiannya tahun 2020 ( Ary Ginanjar menyebutnya Golden Age ), setelah itu terus menurun hingga habis. Di Ghawar, minyak dieksplorasi 4 milyar barrel per tahun. Itu baru satu tempat pengeboran. Belum tempat2 lainnya di seluruh dunia. Di dalam laut, di bawah hutan, di gurun pasir, di ngarai dan lembah2.

Saya tidak hidup masa Kartini. Saya belum pernah melihat ada menteri wanita dari bangsa ini yang bisa sefasih itu mengutip pasal dari peraturan sebanyak itu, relatif paham soal keuangan, tangguh menghadapi cecaran anggota dewan dan hujatan masyarakat. Setengah terpesona. Antasari dan Sri Mulyani, keduanya berkarakter. Betapa beruntungnya SBY dibantu 2 orang hebat ini. Sayang, ia memilih skandalnya. Betapa sia2nya .. )

Langit memiliki kehendaknya sendiri.

Lebih heroik, jika Sri mengaku terus terang siapa yang menyuruhnya memberi bail out Century. Sehingga orang2 tak bersalah tak terus dikorbankan. Kursi direktur pelaksana Bank Dunia tentu lebih nyaman ketimbang kursi pesakitan yang diduduki Antasari, atau sel pengap di Kelapa Dua, seperti yang didekami Susno. Sri memang garang di kabinet dan kementerian, tapi ia tak cukup berani menentang arus dan menjadi martir. Tak setiap orang berani. Akhirnya, saya hanya bisa menghibur diri dengan mengingat perkataan bijak filsuf Konghucu, “Langit memiliki kehendaknya sendiri”.

Setelah waktunya tiba, semua akan terjadi seperti rencana-Nya. Tak ada yang bisa memajukan atau memundurkan walau sedetik. Setelah semua usaha keras dan perjuangan gigih, Yang Maha Adil akan menurunkan hukumannya pada saat yang dikehendaki-Nya. Di dunia dan di akhirat. Jaga staminamu, kawan .. ( Selamat bertugas di Amerika, bu Sri. Jaga dan perjuangkan kepentingan bangsa Indonesia dengan seluruh daya, kemampuan dan nurani anda. Anda dan Antasari tetap jagoan saya. Mungkin akhir seperti ini, smooth landing, yang diberikan Allah atas doa anda, saya dan orang2 yang menyayangi anda. You’ll be back, your fans asked. By the way, thank you for listening your heart, this time. Be careful, and good luck ..! ).

Farhat Abbas, peselingkuh mengaku bersih. Yakin, bukan titipan koruptor ??

“Ayo, cari kehidupan !”, kata sepasang sejoli di keramaian Sin City, Las Vegas. Kota yang kasino2-nya beromzet 6 milyar USD lebih per tahun ini, paling rakus melahap energi. 4 mobil untuk 5 penduduk. Amerika adalah negara yang digambar dengan minyak bumi. Besi, kaca, semen, plastik, mobil, aspal, rumah, gedung, kota, insektisida, pupuk, pertanian intensif, semua dibuat dengan minyak. 11 liter minyak untuk membuat ponsel, 300 liter minyak untuk membuat komputer, 600 liter minyak untuk membuat mobil. Las Vegas, kota gemerlap yang hidup 24 jam sehari. Warganya menggunakan minyak bak air ledeng. Seperti tak ada habisnya. Ketika ditanya soal kelangkaan minyak bumi, yang membuat Amerika mengobrak-abrik Timur Tengah, mereka cuma tertawa.”Kami dengar begitu, tapi saya tak sepesimis anda. Ayo bersenang-senang !”

Begitulah gambaran sebagian besar orang Amerika. Mereka seperti hidup di dunianya sendiri. Jika mereka dilahirkan, atau dicampakkan ke Palestina, Irak dan Afganistan sebagai orang papa yang disiksa, mereka akan sadar, terdesak keadaan, untuk berhemat. Menjadi miskin, sangat sedikit ruang bagi kesalahan. Tak ada uang untuk melicinkan segala urusan. Sedikit kesalahan, orang bisa mati atau dipenjara. Terlempar ke jalanan, resiko sehari-hari. Menjadi kaya, sangat lebar ruang untuk berbuat sembrono dan khilaf. Orang2 kaya cenderung mementingkan diri sendiri. Asal perut sendiri dan keluarganya terisi, habis perkara. Masa bodoh orang dibantai untuk memenuhi gaya hidupnya yang mewah. Farhat Abbas, anak pengacara kondang, setali 3 uang. Ia sesumbar akan menonaktifkan Chandra dan Bibit jika terpilih sebagai pimpinan KPK. Aneh bin ajaib. Hati dan pemikirannya sehaluan dengan O.C. Kaligis, bandot gaek yang doyan fulus. Sama2 demen membela koruptor. Pantas saja.

Otak minim, nurani tekor, harta koruptor pemolesnya. Who ?

Suami Nia Daniati, yang pernah kepergok selingkuh, kawin siri dengan wanita yang lebih tua darinya, apa tidak pernah ngaca ? Tahun lalu, melamar jadi pengacaranya Antasari saja sudah ditolak. Kucing-kucingan dengan wartawan, setelah gagal. Melamar jadi pimpinan KPK, apalagi. Umurnya, baru 34 tahun, bo. Muda2 berbakat jadi pengacara hitam. Tidak semua kaum muda bernilai, ternyata. Ada yang meneruskan tradisi senior2-nya yang sesat. Regenerasi para dark sider. Seperti Kaligis, ia tentu perlu duit haramnya para koruptor untuk mempertahankan gaya hidupnya yang mewah. Kalau otaknya nyaris kosong, apalagi yang dibanggakan, kalau bukan harta, kan ? Wajah ngepas, pipi gembul, badan subur, selingkuh lagi. Kasihan Nia.

Dari mana tuh harta ? Orang2 berkarakter tak sudi dibela orang2 yang nuraninya blong dan isi kepalanya pas-pasan. Larinya tentu ke orang2 yang serupa dengannya. Iman tipis, duit tebal hasil menggarong uang rakyat. Kalau KPK tidak joss, bisa ia bikin mandul, kan populasi koruptor tak menipis. Para pengacara hitam, sponsornya, bisa terus ketiban rejeki haram. Ia kecipratan, cincai2. Di depan Nia, ia bisa pamer ( kompensasi keterpurukan dulu akibat kepergok selingkuh ), aku pimpinan KPK sekarang. He, he, he … keren ? Antasari, Bibit, Chandra masuk bui ? Ah, tauk ! Dihukum mati ? Ah, syukurin loe semua !

Uji materi usia pimpinan KPK, maksa deh …

Orang2 macam Farhat, yang hidup senang sejak lahir, tak pernah bisa menjangkau penderitaan orang miskin, terpinggirkan oleh negara. Kata2 miskin hanya numpang lewat. Hal absurd yang tak bernilai. Yang dipikirkannya, sebatas wanita cantik yang ditidurinya, kolam renang, rumah, mobil mewah dan anggukan iri para tetangga. Go to hell for others. Yang dipermasalahkan cuma praperadilan Bibit-Chandra, sementara missing link Ari Muladi-Yulianto ke Bibit-Chandra tak pernah sampai pikirannya. Otaknya tak menjangkau itu. Ia biasa dipermudah sejak kecil. Tak pernah dikondisikan berpikir keras untuk keluar dari masalah hidup. Apalagi menghadapi psikopat. Kan, ada duit bokap. Beres. Lagi pula, memang bukan itu maksud tujuannya. Yang penting, fulus tetap mengalir ke kantongnya. One way or another.

Farhat mengajukan uji materi batas usia pimpinan KPK ke MK. Aturannya 40 – 65 tahun. Farhat dan Kaligis praktis gugur. Tapi, presiden RI ada yang umurnya 35 tahun. Masak pimpinan KPK mesti 40 tahun ? Sebagian mengatakan, minimal 35 tahun, disamakan dengan presiden. Ini artinya Bambang Widjojanto, rekan Ahmad Rifai, pengacara Bibit-Chandra yang garang dan cerdik bisa masuk. Pengalaman 15 tahun di bidang hukum, meski lulusan sarjana ekonomi, keuangan, perbankan, akuntansi, dll, diperbolehkan. Teten Masduki, yang sarjana kimia, masuk. Pimpinan KPK harus berani, cerdas dan jujur, kata Gayus Lumbuun, anggota Komisi III DPR RI yang melamar ikut seleksi pimpinan KPK. Rheinald Kassali, anggota pansel menambah syaratnya dengan berkarakter, berintegritas tinggi. Orang yang banyak disukai, bisa jadi tak berkarakter. Orang berkarakter memegang teguh prinsip, sehingga punya musuh. Orang yang suka berkompromi, dicoret.

Antasari, the best candidate. Bring him here ..

Kenapa susah2 mencari, pak ? Antasari memenuhi syarat. Begitu berkarakternya beliau, sampai musuhnya setingkat RI-1, pejabat puncak di kepolisian, kejaksaan dan kehakiman. Semua diselidiki kasus korupsinya. Antasari sudah membuktikan keteguhan prinsipnya, sehingga tak mengecualikan siapa pun. Setiap warga Indonesia sama kedudukannya di hadapan hukum. Dari maling ayam sampai perampok uang negara, tak terkecuali. Karena keteguhan prinsipnya, Antasari difitnah membunuh Nasrudin, agar skandal RI-1 tidak ketahuan. Setelah Antasari melakukan tugasnya dengan gigih dan benar, kalian melupakannya ? Kalian percaya begitu saja ocehan Mabes Polri yang semau gue mengkriminalisasi dan menangkap orang. Apa jaminan pimpinan KPK yang baru tak bernasib seperti Antasari jika ia menjalankan amanah rakyat dan konstitusi ? Sebetulnya, kalian maunya apa ? Semua mesti jadi kebo dicocok hidungnya mengikuti kemana pun Si Bu Ya pergi ? Ini negara apaan sih ??

Saya tak pernah menyetujui pansel pimpinan KPK di bawah rezim SBY. Patrialis Akbar, Menkumham, ketua pansel ini terlihat tidak kredibel di banyak kesempatan, sangat kental pembelaannya pada apa pun yang dikatakan SBY. Meski ada pengacara sekelas Todung M.Lubis, tapi aroma kepentingan kubu SBY masih kental di sini. Jika, DPR menolaknya untuk 4 tahun, fine with me. Menolaknya sama sekali, even better. Tapi DPR tak bisa menolaknya, UU hanya boleh pilih satu di antara dua, kata Denny. Seperti juga SBY hanya diperbolehkan UU untuk membentuk panitia seleksi. Tak boleh menyodorkan kandidat pimpinan KPK. Tapi pengalaman empiris, SBY bisa memerintahkan Mabes Polri menghentikan penyidikan Boediono, menyuruh Sri Mulyani memutuskan bail out ke Bank Century, menyuruh hakim2 PN Jaksel memvonis Antasari 18 tahun penjara, mengiyakan Misbakhun ditahan, Susno ditangkap. Apa jaminan SBY tak merecoki persoalan lebih sepele seperti seleksi pimpinan KPK ? Apalagi SBY sudah diujung tanduk.

DPR sekarang dengan yang dulu, bedakan. Katanya, pengen wakil rakyat yang berkualitas.

DPR RI 2009-2014, jauh lebih baik dari DPR RI sebelumnya. Jangan skeptis dan memandang miring anggota parlemen yang 70 % diisi kaum muda. Mereka lebih baik daripada SBY yang menugasi kalian. Nada bicara kalian ( anggota pansel, nara sumber “Polemik” Trijaya FM ) mendiskreditkan anggota DPR sekarang. Coba, beri kepercayaan pada yang muda2. Segelintir yang kurang bermutu, jangan merendahkan penilaian kalian kepada mayoritas yang lumayan. Kalau suka pada kandidat pimpinan KPK, mereka ( anggota DPR ) akan minta 4 tahun. Kalau tidak suka, cukup satu tahun, kata kalian seraya tertawa. Itu tabiat anggota DPR sebelumnya. Bedakan antara DPR lama dengan DPR baru. Kalau ingin kualitas anggota dewan meningkat, jangan terus melabeli mereka dengan yang buruk2. Apalagi tidak sesuai kenyataan, hanya mereferensi anggota DPR yang sudah2. Be wiser, ok ?

Jadi ? Prioritas utama : Antasari dibebaskan, direhabilitasi nama baiknya, dikembalikan menjadi ketua KPK. Ini penting, untuk pelajaran publik, bahwa yang gigih berjuang dan teguh menegakkan kebenaran, tanpa pandang bulu, dihargai negara. Pilihan berikutnya, baru Teten Masduki, Todung M.Lubis ( kalau anggota pansel boleh mencalonkan diri ) atau Bambang Widjojanto ( kalau MK mengabulkan minimal 35 tahun batas pimpinan KPK ). Kaligis dan Farhat sudah pasti ke laut. Mimpi buruk apa semalam, 2 orang ini sampai nongol ? Indonesia much better without them.

( Jika tidak terpilih saya tetap akan membela para koruptor. Tidak ada larangan untuk itu, kata Farhat enteng pada Fessi Alwi menutup dialognya di MetroTV. See ? Sama sekali tak berkarakter. Coret saja dia, pak Rheinald ).


Tagged with: , ,

Tinggalkan komentar