dari Palestina sampai Indonesia

Saran untuk Raja Bhumibol & PM Abhisit terkait demo Kaus Merah.

Posted in ASEAN by nurray on 03/05/2010

Abhisit Vejjajiva dan istri di depan foto raja Bhumibol. Melihat konflik di Thailand, baru saya sadar pemimpin Indonesia, seperti Gus Dur, bersikap negarawan, dengan memilih mundur daripada mengkonflikkan lebih 40 juta pendukungnya dengan aparat militer. Jiwa besar ini tak nampak pada Thaksin. Indonesia patut bersyukur.

Sejahat-jahatnya pemimpin Indonesia tak sampai tega mengadu rakyat dengan pasukan militer. Dengan menitikkan air mata, Soeharto mau lengser dari jabatan yang telah memperkayanya 32 tahun. Gus Dur, juga memilih turun daripada 40 juta nadiyin yang siap berjibaku untuknya, menumpahkan darah membelanya. Kenegarawanan ini tidak tampak pada Thaksin Sinawatra, sang PM Thailand tergusur. Meski para pendukungnya sudah memandikan gedung2 pemerintah dengan darah bergalon-galon, menewaskan 26 orang dan melukai hampir seribu lainnya, Thaksin masih getol memprovokasi. Apakah begitu hebatnya program2 ekonomi bagi kaum miskin pedesaan yang dijalankan masa pemerintahannya ? Apakah pemerintahan Abhisit Vejjajiva belum menandingi capaian Thaksin ? Atau ada intervensi asing yang sengaja mengobok-obok Thailand, seperti dilakukan AS di Venezuela, Iran, dsb ?

Jujur saja, saya lebih suka Abhisit. Bukan semata ia berwajah tampan ala Thailand. Waktu Thailand ikut pameran di lndonesia, nahkoda kapal perangnya terlihat simpatik dan friendly dengan reporter MetroTV. Ngajak makan ikan segala. Saya bayangkan pasukan militer di Thailand, manis2. Mereka terlalu lunak sehingga massa Kaus Merah bisa merangsek maju sepede ini. Saya ingat Jenderal Sonthi yang muslim yang mengkudeta Thaksin. Ingat muslim Thailand Selatan yang teraniaya masa Thaksin. Ingat Sin City di Thailand yang terus dipelihara kemaksiatannya sehingga mendatangkan azab sebesar ini. Ingat kenegarawanan pemimpin Indonesia yang tidak dimiliki Thaksin.

Hmm.. Bisakah Abhisit setegas Ahmadinejad menghentikan gelombang unjuk rasa ? Bisakah kota maksiat di Thailand diagamiskan ? Agar Allah berpihak pada PM dukungan militer ini. Bisakah Raja Bhumibol Adulyadej memihak Abhisit seperti Ali Khamenei merestui Ahmadinejad ? Bisakah Bhumibol yang sakit mulai mempersiapkan penggantinya ? Saya bayangkan Raja berkata,“Saya meminta PM Abhisit mengangkat hakim baru untuk menyelesaikan situasi yang tengah menimpa negeri yang kita cintai ini. Kerjakan tugas anda dengan tulus di negara ini, mungkin ada sebagian orang yang lupa akan tugasnya. Anda harus menjadi contoh dalam bekerja.” (  Abhisit bisa membentuk Tim 9. Dari pihaknya ( massa Kaus Kuning ) 3 orang, dari massa pro-Thaksin ( massa Kaus Merah ) 3 orang. Tiga orang wakil dari istana Thailand. Kesembilan orang ini memilih hakim baru yang diminta Raja. Atau ke 9 orang ini yang bekerja untuk menentukan solusi konflik dan masa depan Thailand  ).

Semoga Thailand bisa kembali damai dan produktif. Jangan terpicu provokasi asing. Utamanya Amerika. Si setan besar. I wish the best for Thailand. God luck, Mr. Abhisit ..

Aparat tewas, demonstran Thailand bersenjata dan menembak. Di susupi AS ?

Seorang tentara dikabarkan tewas dan sekitar 16  massa Kaus Merah pro-Thaksin luka2 dalam bentrokan yang terjadi antara aparat keamanan dan massa di jantung Kota Bangkok, Rabu ( 28/4/2010 ). Masih belum jelas bagaimana tentara itu tewas. Sebagian mengatakan terkena tembakan sendiri.”Ditembak di kepalanya,” kata juru bicara militer Mayjen Dithapron Sasasamit. 16 orang di bawa ke rumah sakit dekat bandara internasional Don Mueang, utara ibukota.

Bentrokan terjadi setelah polisi menembakkan peluru karet dan peluru tajam dalam upaya menghentikan konvoi Kaus Merah ke jalan utama. Pemerintah mengingatkan massa agar tidak mencoba meningkatkan skala protesnya ke luar ibukota. Juru bicara militer Thailand, Sansern Kaewkamnerd, menyatakan, tentara sudah diberi tahu agar menggunakan peluru karet. Peluru tajam diperbolehkan manakala diperlukan untuk mempertahankan diri.

“Pada titik ini, situasinya terlalu kacau bagi siapa pun untuk terus menerus melaporkan peluru jenis apa yang mereka gunakan. Kami berusaha menghentikan mereka. Intinya, warga tidak bisa menerima bila massa berdemo dengan iring-iringan seperti itu. Kami berusaha sebaik mungkin untuk mencegah jatuhnya korban,”  kata Sansern. Bentrokan pecah saat sejumlah besar massa Kaus Merah, bergerak dengan membawa kawat berduri yang dijaganya ratusan  petugas keamanan. Aparat mencoba membubarkan massa dengan tembakan peringatan. Upaya itu berhasil membuat para pendemo berpencar. Namun, tak lama kemudian mereka bergabung lagi dan maju dengan barikade kawat berduri.

Sejumlah saksi mata menyatakan, lusinan pendemo Kaus Merah ( beberapa diantaranya terlihat menggunakan senjata dan balas menembak aparat ) bergerak terus maju ke depan. Bentrokan tak terhindarkan. Dengan tameng dan pentungan, polisi berusaha mendesak mundur massa. Pemimpin Kaus Merah meminta pendemo mundur dan kembali ke jantung kota Bangkok, ke posisinya semula. Massa lainnya bernyanyi dan berteriak menyemangati. Mereka berkonvoi dengan mobi pikap dan sepeda motor di pasar Rangsit.

Pengadilan Konstitusi, PM Abhisit dan stabilitas Bangkok.

Media Thailand melaporkan, peluru2 karet ditembakkan dalam konflik itu. Para pemimpin Kaus Merah menuduh pasukan menggunakan senjata perang terhadap para pendemo.”Tampaknya seperti perang. Mereka berperang dengan orang yang tidak bersenjata,” kata Nattawut Saikuar, pemimpin demo di distrik bisnis Bangkok.  Aparat memperingatkan, mereka takkan menoleransi jika aksi unjuk rasa meluas.”Kami akan mengirim para pendemo keluar lokasi saat ini. Akan tetapi jika militer pikir diperlukan tindakan tegas untuk menahan kami, maka kami tidak takut,” kata Nattawut pada Associated Press.

Sementara itu, Pengadilan Konstitusi setuju membahas  rekomendasi lembaga pemilihan, untuk membubarkan Partai Demokrat yang tengah berkuasa saat ini, karena dituduh telah menyalahgunakan uang bantuan. Partai Demokrat pimpinan Abhisit Vejjajiva diminta memberi pembelaan tertulis. Dalam sebuah wawancara di BBC, Selasa ( 26/4/2010 ), Abhisit mengatakan, akan mengundurkan diri jika dirinya memang menjadi hambatan bagi stabilitas Thailand. Masalah yang dihadapinya, bukan semata politik. Ada masalah keamanan dan terorisme. Kendati demikian, tak ada tanda2 diberlakukan segera undang2 darurat. ( AFP/ Al Jazeera/ PR, 29/4/2010 ).

Bahasa Indonesia Obama memikat Rosihan Anwar. Sumber alam Indonesia melayang ke AS.

Posted in indonesia, internasional by nurray on 03/05/2010
rosihan

Rosihan Anwar, wartawan senior. Keterbatasannya jangan untuk membonsai orang lain. Setiap generasi punya tugasnya masing2. Kebanggaan untuk jati diri bangsa dan visi masa depan.

Di artikelnya ( PR, 24/4/2010 ), Rosihan Anwar terpesona dengan riwayat hidup Barrack Obama yang “spesial”. Ia ingin Obama disambut dengan baik, hati terbuka sebagai tamu kehormatan. Rosihan mengecam orang2 di teve yang menolak kedatangan Obama, sementara Rosihan ingin menyambutnya dengan hangat. Sayangnya, orang2 semacam dia tidak muncul di depan kamera teve. Ia minta kita pandai2 mengukur badan, meski dilabeli “negara demokrasi ketiga di dunia” dan “Indonesia adalah negeri berpenduduk muslim terbesar, kita jangan bangga berlebih-lebihan. Jangan mudah memajukan diri “sebagai calon potensial untuk menyelesaikan masalah Palestina-Israel” sebab sikap itu berarti “mencari penyakit sendiri”. Waktu 60 tahun diupayakan menyelesaikan, toh belum tampak cahaya perdamaian. Hanya Amerika yang bisa. Biarkan Amerika, Israel, Palestina, Mesir, Arab Saudi, Iran dsb yang berusaha dulu membereskan. Bangsa Indonesia sebagai “negara terkorup di dunia” mesti tahu diri, sadar kemampuan sendiri untuk membenahi diri, agar orang luar respek. Tenang2 sajalah, tak usah jual tampang di talkshow, kemudian Juni mari kita berkata,”Please welcome the first Bahasa Indonesia speaking American President, Barack Hussein Obama.”

Terdengar seperti bijak ? ( Atau hopeless .. )

Saya kira hanya lansia warga Indonesia yang sudah 20 tahun tinggal di Riyadh, Arab Saudi, yang pasrah dengan sepak terjang Amerika dan berkata, “dulu warga di sini bermakmum pada Bush, sekarang bermakmum pada Obama”. Tanpa rasa terusik. Malah “menceramahi” dengan doa2 untuk orang tua, ketika saya mempertanyakan sikapnya. Lalu ngoceh berlembar-lembar, khas kakek yang cucunya memilih pergi karena bosan mendengar nostalgia ( sekaligus memposisikan pendengar sebagai bawahan yang berfungsi sebagai keranjang sampah bagi semua gerutuannya ). Ketika pertanyaan kritis diajukan, dan dia tak bisa menjawab ( karena dunianya adalah kamar dengan buku2 lapuk, teve CNN ( media zionis ), mesin ketik tua karena tak tahu cara mengoperasikan komputer dan merasa tak perlu belajar ), maka ia terus nyerocos seolah tak mendengar pertanyaan itu.

Detail sejarah tanpa jendela kekinian. Ogah, ah ..

Ternyata, sesepuh Indonesia, pelaku sejarah bernama Rosihan Anwar, tak jauh berbeda. Saya ingat, ia pernah menulis di PR ; ngeloyor pergi ketika Amien Rais datang menyalaminya setelah telat 2 jam pada sebuah acara kampanye pilpres, Rosihan merasa perlu mengeritik sineas Garin Nugroho yang cuma pembuat film yang menonjolkan gambar2 pemuas mata ( ketika Garin berbeda pendapat dengannya ), Rosihan menyindir sikap redaksi PR yang mengembalikan naskah artikelnya di artikel berikutnya ( sebagai hukuman ), menganggap diri top menjadi ajudan pejabat Belanda yang gratisan di saat orang jaman sekarang dibayar ( andai Rosihan membandingkan dirinya dengan para mahasiswa yang mau bocor kepalanya, babak belur, di depan gerbang gedung DPR RI kemarin, demi mengawal hasil Pansus Century tanpa berpikir bayaran, tentu ia takkan terlalu menilai tinggi dirinya, sekaligus tak menganggap remeh generasi muda sekarang ), dan Rosihan memilih ngeloyor ketika sekumpulan orang sedang melakukan kajian. ( ia tak perlu itu, bisa langsung ke pokok persoalan, sudah jago, kok ).

Tulisan2 Rosihan, sarat detail ( seperti orang2 tua pada umumnya yang terobsesi mendapatkan pendengar yang baik ). Sering minim substansi. Deskriptif pada peristiwa yang pernah dialaminya, tanpa tendensi apa2. Pembaca belia biasanya men-skip tulisan macam ini, karena tidak konteks dengan kekinian ( saya mengerti kalau PR mengembalikan/ tak memuatnya ). Mereka sulit mencari relevansi dengan nafas kehidupannya hari ini. Bahasanya juga tak up to date ( gara2 dia merasa diri cukup, dan ngeloyor pergi ketika yunior memberi input ). Capek membacanya. Namun, demikian saya sempatkan membaca, sekiranya menemukan remah sejarah. Historical minded.

Pada artikel terakhir, saya terganggu ketika Rosihan mengatakan ,”… kita jangan bangga berlebih-lebihan. Jangan mudah memajukan diri “sebagai calon potensial untuk menyelesaikan masalah Palestina-Israel” sebab sikap itu berarti “mencari penyakit sendiri”. ( Anda bisa baca tulisan di bawah ini tentang pemihakan AS terhadap Israel, selamanya ). Kita tahu pemimpin spirituil Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam negara2 muslim yang tak membantu saat Gaza saat dibombardir Israel Januari 2009 hingga menelan korban lebih 1600 tewas. Saat ini Iran dikeroyok Uni Eropa dan AS, dijatuhi sangsi lebih berat dari tahun ke tahun. Mereka manusia yang punya batas dan daya tahan, suatu saat mereka ‘crying for help’ . Seruan presiden Ahmadinejad berulang kali, sinyal ke arah itu. Orang2 yang tak membatasi diri di kamar lapuk dan kotak CNN, tentu menangkap isyarat itu, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.

( di film “Where’s in the World, Osama bin Laden ?”, terlihat sikap agresif orang Israel dan perilaku masa bodo warga Arab Saudi. 2 siswa dilarang bicara soal Israel dan sikap politik pada si sutradara sekaligus si tokoh film. 2 guru mengusirnya. Di sana warga dilarang mengeritik raja, hukumannya sangat berat bagi yang melanggarnya. Namun, menghina Allah dibiarkan. Di Yerusalem, si sutradara dimaki-maki penganut Yahudi kolot, karena mencoba bertanya soal Palestina. Apa yang bisa kita harapkan pada mereka ? Serahkan soal Palestina pada mereka saja ? Kemana hati nurani anda disimpan ? Sudah anda bunuh juga ? )

Nasionalisme, patriotik, visi generasi genius. It’s all  I do ..

Perlu 25 tahun untuk menyadarkan masyarakat agar tidak membuang ludah sembarangan. Perlu waktu yang lama pula untuk menanamkan nilai2 patriot ( character building ). Visi kebangsaan yang dibutuhkan generasi muda Indonesia saat ini. Termasuk para genius yang kerap memenangkan kejuaraan olimpiade fisika dan matematika, tahun2 terakhir ini. Nasionalisme adalah inti ekonomi, kata ketua asosiasi pengusaha tekstil Indonesia. Dengan semangat ini kita bisa memenangkan pasar bebas dengan Cina, ASEAN, APEC, dll. Dengan memberi nilai tambah dari khasanah seni tradisi dan memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri. Kebanggaan harus mulai ditumbuhkan, juga visi ke depan. Dari sekarang. Itulah maksud kehadiran blog ini di hadapan anda sekalian.

Kalau merasa tak  terwadahi dalam menyuarakan penyambutan Obama di teve yang ada, buat teve sendiri. Kalau tidak bisa, tak perlu menggerutu dan merendahkan orang yang bisa. Keterbatasan Rosihan jangan untuk membonsai orang lain. ( Rosihan tidak bisa, maka orang lain pun tak bisa. Apa iya ? ). Usia Rosihan mungkin tak sampai 10 tahun lagi, sehingga penuntasan korupsi saja seolah muskil baginya, apalagi membantu memerdekakan Palestina. Tapi, kami yang masih punya 50 sampai 75 tahun lagi, tolong jangan direndahkan ( dikatakan repot sendiri, dianggap tak capable menangani krisis multi dimensi yang diwariskan generasi Rosihan dan persis sesudahnya, seusia bapak2 kita. Saya berupaya melindungi generasi saya dan sesudah saya, dari sikap apatisme dan orientasi sebatas kamar lapuk, yang melahirkan orang2 yang mementingkan diri sendiri, tak peduli negerinya menjadi  terkorup. Apalagi melongok negeri muslim yang masih terjajah di milenium hightech ini. Look to the whole picture, Sir. Kenapa konstelasi dunia menjadi carut marut seperti ini ? Amerika yang anda ( Rosihan ) andalkan dan sambut hangat, biang keladinya. (  sudah lebih 13 kali serbuan AS ke Afganistan ). Mereka pergi dari Timur Tengah dan negeri2  yang mereka invasi, dunia damai. Palestina merdeka.

Soal jual tampang itu, salah satu yang dimaksud Rosihan, mungkin  Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota komisi I DPR RI, yang lantang menolak kedatangan AS. Anak Papua ini juga mengeritik 12 milyar USD yang diamini pemerintahan SBY untuk membunuhi mujahid Indonesia ( yang dicap AS sebagai teroris ). Waktu Bilateral Soft Agreement dengan US Force di Singapura, DPR bertentangan dengan pemerintah. Ali yang garang ini pula salah satu yang menyemangati mahasiswa di depan gerbang gedung DPR saat sidang Paripurna Rekomendasi Century. ( Di mana Rosihan ? ). So, don’t judge people by their cover. Look what his doing.

( kalau anda bisa mengakses informasi sefasih dan selama kami, dengan mata fresh, tubuh bugar dan stamina tinggi ( juga terbebas dari post power syndrome ), akan mudah memahami ini. Lebih banyak informasi di kami, daripada anda yang terus mengalami penurunan fisik dari hari ke hari. Sangat mungkin anda kalah dalam memandang dunia saat ini, apalagi hanya membaca sumber2 yang anda mau saja. “Obama Revealed” karya Dina Sulaeman, mungkin dipandang sebelah mata saja oleh anda, karena datang dari orang muda. Sementara, saya juga membaca tulisan2 orang2  dan menyimak media2 yang berseberangan dengan saya. Termasuk tulisan anda. Saya tahu anda. Anda tak tahu saya. Siapa yang unggul ?  )

Lagi pula saya turut aktif mengawal pemberantasan korupsi ( baca posting2 di blog ini ). Tak sekedar bangga dan mencalonkan diri. Apakah anda turut mengawal ? Segigih kami ? Jadi, beri kepercayaan kami mengurus masa depan kami. Don’t underestimate us. Ok ?

Obama datang ? Yes or no ?

Lalu, apakah Obama ditolak berkunjung ke Indonesia, Juni nanti ? Meski 300 ribu pasukan AS dikerahkan untuk menjaga keamanannya, kita tak perlu gegap gempita menyambutnya. TNI dan Polri jumlah personelnya 3 kali lipatnya. Garang2 lagi. Tak perlu karpet merah ( apa2-an ini ? Terserah kalau Secret Service dan perwakilan partai Obama di Jakarta, mengelar karpet dan bendera2 kecil Amerika dengan modal sendiri, biar mereka kerjakan sendiri ). Saya biarkan Obama datang demi harga diri sebagian orang Amerika yang menolak invasi AS di negeri orang, demi ibu Amerika yang spontan menghadang anjing liar demi anak migran Meksiko yang tak dikenalnya, demi mantan eksekutif Microsoft yang memilih membangun perpustakaan sekolah di dusun2 negara dunia ketiga daripada terus memperkaya perusahaan, demi anak muda yang menggalang dana membangun sekolah untuk anak negara2 miskin. Demi ( segelintir ) orang2 baik ( peduli ) yang masih tersisa di Amerika, Obama boleh datang.

(  betapa jengkelnya saya dengan SBY, saya juga tak ingin presiden Indonesia ditolak masuk negeri orang. Ini hubungan antara warga 2 negara. People to people, secara tidak langsung. Namun demikian, melihat rekam jejak AS, kita mesti ekstra waspada dengan misi dan orang2 yang dibawa Obama. Kedatangan Hillary Clinton tempo hari, memperbaharui perpanjangan operasional Namru yang bersalin rupa dengan nama baru. Jangan kecolongan lagi ).

Apa Obama sekedar nostalgia makan bakso, nasi goreng, sate ?  Makanan jalanan, istilah Rosihan. Setahu saya, Obama akan memperbarui kontrak2 perusahaan tambangnya di Indonesia, termasuk Freeport ( berapa puluh tahun lagi sumber alam kita dikuras ? menyisakan kerusakan lingkungan yang teramat parah, yang entah berapa puluh generasi harus menanggungnya, termasuk generasi saya. Itu sebabnya, saya tak segampang Rosihan menerima kehadiran Obama di Indonesia ). Selama ini kita jadi akses pasar mereka. Karena pengusaha2  Indonesia, KADIN, ( termasuk kunjungan SBY tahun lalu ke AS ) tidak dikasih waktu oleh mereka untuk bicara dengan Obama. Sebaliknya, pengusaha2  AS berjejal antri dan diberi waktu oleh SBY. Dengan pola ini, mungkinkah kita untung ?

Ada 120 perusahaan AS di Indonesia, diantaranya Freeport dan Chevron. Tinggal 7 –  8 tahun lagi, Freeport selesai izin pertambangannya. Jika Obama datang memperbaharui kontrak karya, artinya 25 – 30 tahun lagi, emas dan timah orang Papua dinikmati asing tanpa pembagian yang adil bagi pemilik sahnya. Rakyat Indonesia kian berdebar mendengar pemberontakan warga Papua dengan OPM-nya.

Obama, Lawrence of Arabia, intelijen kolonial Belanda. Apa bedanya ?

Oke, mari kita bicara bahasa Indonesia Obama yang mempesona Rosihan. Anda ingat Lawrence of Arabia ? ( Thomas Edward Lawrence, yang hidup tahun 1888-1935 ). Perwira intelijen Inggris itu menjungkalkan Dinasti Utsmani di Timur tengah dengan berpakaian, berbicara, makan, bertingkah laku menyerupai Arab Baduwi. Dengan atribut tsb, Lawrence mudah memprovokasi. Komunitas Baduwi yang mengayominya lalu dihasut untuk menghancurkan bangsanya sendiri. Dalam konteks lokal, Aceh tidak ditaklukkan oleh senjata dan besarnya pasukan Belanda. Cut Nyak Dien, Teuku Umar, dll, takluk oleh assalamu’alaikum intelijen Belanda yang menyamar. Soft power lebih berbahaya dari hard power.

Anda dengar Obama mengucapkan salam muslim itu di berbagai kesempatan ? Anda dengar juga, orang2 hafidz Qur’an  dikerahkan untuk menjembatani OIC dengan Obama ? Di belakangnya, pemerintahan Obama menambah 30 ribu pasukan AS ke Afganistan. 12 juta USD untuk membasmi mujahid Indonesia. Di belakangnya lagi, IOM, UNHCR, LSM2 asing sekutu AS, diam2 mem-fasilitasi para ‘teroris’ untuk meledakkan Jakarta, Bali, Poso, dsb. Travel warning ke Indonesia yang mereka sebut sarang teroris.

Kata tak sesuai dengan perbuatan. Sinyal palsu. Jangan terkecoh ‘pesona’ Obama yang dijadikan alat zionis Yahudi  mencapai ambisinya. Bangsa tamak ini mengincar jutaan barel minyak bumi, gas dan mineral yang takkan habis hingga 300-500 tahun ke depan di tanah Arab. Menjadi penguasa Timur Tengah, lalu dunia, melebihi AS ( induk semang tempatnya kini menjadi parasit ). Membangun Haikal Sulaiman, setelah merobohkan Masjidil Aqsa dan menuntaskan pembantaiannya atas rakyat Palestina. Apakah Rosihan setelah membaca ini, masih berminat menyambut Obama dengan hati terbuka, seperti dekan Singapura yang mengilhami tulisannya ? ( pastikan jangan sampai Indonesia kehilangan kedaulatan, sumber alam dan tanah air ).

(  saya melihat cara bicara, gaya duduk, gaya jalan Obama over pede. Tipe ‘kulit’ yang mementingkan pencitraan. Tidak punya kedalaman. Just like SBY. Teringat Lawrence of Arabia yang digunakan Inggris untuk ngibuli Timur Tengah hingga Turki Ustmani kalah di PD I. Bangsa Arab kehilangan wilayah. Lawrence menyesal hasil kerja kerasnya tak seperti harapan. Ia ternyata juga dikibuli bosnya. Akankan Obama bernasib seperti Lawrence ? Apa kita mau jadi boneka bonekanya zionis ? Lalu kehilangan tanah air ? Think before act ).

( silakan menggerutu sesukanya di kamar anda ).

Dukungan AS pada Israel takkan goyah

Menlu AS, Hillary Rodham Clinton menyatakan, dukungan dan lindungan Amerika pada Israel tak akan goyah. Pernyataan Hillary disampaikan Minggu ( 18/4/2010 ) malam waktu setempat pada acara peringatan ulang tahun ke-62 berdirinya Israel. Kendati ada ketegangan di antara presiden AS, Barack Obama dan PM Israel, Benjamin Netanyahu, Amerika akan terus mendukung, berbagi resiko dan membantu memikul beban Israel.

“Saya memiliki komitmen pribadi yang dalam bagi Israel. Dan begitu juga dengan Presiden Obama. Negara kami takkan goyah dalam melindungi keamanan Israel dan mendorong masa depan Israel,” kata Hillary. Kesempatan baik untuk merayakan semua yang telah dicapai Israel dan untuk menegaskan kembali ikatan yang menyatukan Israel dan Amerika. Hillary juga mengatakan, pada tahun 1948, presiden AS, Harry Truman hanya perlu 11 menit untuk mengakui negara Israel. Sejak saat itu, Amerika telah berdiri bersama Israel dalam solidaritas.

Pernyataan Hillary itu menggarisbawahi dukungan penuh Amerika pada Israel. Penjelasan itu juga memudahkan orang memahami, mengapa Amerika tak bersikap tegas manakala Israel mengumumkan pembangunan permukiman baru di Yerusalem Timur. Padahal, dalam pidato tahun 2009, Obama menyatakan tak ada lagi pembangunan permukiman. Pengumuman pembangunan permukiman baru di Yerusalem Timur pada Maret 2010 itu menampar Amerika karena dilakukan saat wapres AS, Joe Biden berkunjung ke Amerika untuk menggagas pembicaraan damai baru dengan Palestina. Hillary sempat berang dan memarahi Netanyahu lewat saluran telpon internasional. Ia menyebut tindakan Israel itu sebagai “penghinaan”.

Netanyahu selanjutnya berkunjung ke Washington dan melangsungkan pembicaraan tertutup dengan Obama di Gedung Putih. Hingga saat ini, isi pembicaraan masih rahasia. Awal April 2010, Netanyahu mengumumkan takkan hadir dalam KTT Keamanan Nuklir yang digagas dan diselenggarakan Obama di Washington. KTT dihadiri 47 negara. Penolakan hadir itu mempertegas keengganan Israel mengungkapkan program nuklirnya sendiri diperiksa. Meski demikian, tindakan penolakan Israel itu tak disoroti Obama. Obama malah mencari dukungan pemerintah Cina untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran yang tidak diundang dalam KTT Keamanan Nuklir. ( AFP/ Al Jazeera/ PR, 20/4/2010 ).